REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani menilai, pelemahan nilai tukar dan pasar modal bisa dipicu sentimen atau persoalan fundamental. Dikatakan, sentimen negatif bisa diatasi dengan pesan dari pemerintah mengenai kejelasan arah kebijakan, baik itu dari otoritas fiskal, moneter, menko perekonomian dan presiden.
"Apabila dipicu dari sisi fundamental, pelaku pasar akan melihatnya dari sisi indikator yang menunjang sentimen itu apakah itu neraca pembayaran dari sisi fiskal, atau sisi ketahanan moneter, dari sisi stabilitas sektor keuangan," ujar Sri Mulyani, Senin (19/8).
Dari sisi sektor keuangan, lanjutnya, OJK dan BI telah mengatakan kondisinya cukup stabil. Dari sisi kombinasi kebijakan moneter dan fiskal serta dari sisi neraca perdagangan terdapat ketidaknyamanan sehingga perlu dicermati secara hati-hati.
Menurutnya, reaksi yang diinginkan sebetulnya bukan lebih banyak meningkatkan defisit atau reaksi lebih banyak dari sisi kebijakan moneter yang ekspansif atau terlalu restriktif. Tapi lebih kepada market atau masyarakat ingin mendapatkan suatu jangkar kepastian dari sisi arah.
"Jadi sifatnya jangan sebagai reaktif tapi lebih kepada what is the medium and long term dari policy kebijakan itu," ujar dia.