REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau basah bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan produksi padi. Hal ini bisa dilakukan karena area tanam menjadi lebih luas. "Sudah kita imbau agar kemarau basah dioptimalkan di padi," ujar Menteri Pertanian Suswono, Selasa (13/8).
Upaya ini dilakukan sekaligus agar kelak tak perlu impor beras di akhir tahun. Perum Bulog pun diminta untuk memaksimalkan serapan dalam negeri. Mentan berharap Bulog dapat menyerap sedikitnya 2 juta ton gabah kering hingga akhir tahun. Apabila hal ini tercapai, maka impor beras tak perlu dilakukan. "Kenapa? Agar Bulog tak kerepotan juga merawat berasnya," kata Mentan.
Beras impor menurut Mentan butuh perawatan khusus. Bulog harus mengeluarkan biaya tambahan apabila impor beras dilakukan. Produk ini pun tidak bisa disimpan terlalu lama karena kualitasnya akan menurun. Petani dan penerima beras miskin (raskin) akan menolak jika diberikan beras dengan kualitas buruk.
Direktur Budidaya Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Fathan A. Rasyid mengatakan jumlah petani yang bertanam padi melonjak di musim ini. Perkiraan luas tanam satu tahun produksi, yaitu Oktober 2012 hingga September 2013 mencapai 14 juta hektare (ha) atau lebih atau sekitar 97,78 persen dari sasaran. Namun luas ini sebetulnya masih jauh di bawah target awal sekitar 14,4 juta ha. "Ada kekurangan sekitar 400 ha lahan," ujarnya.
Dengan jumlah lahan tersebut, produksi gabah kering giling (GKG) ditargetkan mencapai 72 ton. Saat ini perkiraan produksi baru mencapai 70 ton GKG. Rata-rata produksi padi nasional mencapai 5 ton per ha.