Kamis 01 Aug 2013 13:27 WIB

Produksi Batu Bara Adaro 13,52 Juta Ton

Tambang batu bara Adaro
Foto: Edwin/Republika
Tambang batu bara Adaro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengemukakan produksi batu bara pada kuartal II tahun ini mencapai 13,52 juta ton atau meningkat 12 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. "Kami mencapai rekor baru kuartalan untuk produksi batu bara sebesar 13,52 juta ton," kata Head of Investor Relations ADRO, Cameron Tough dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (1/8).

Sebelumnya kuartal terbaik Adaro pada kuartal keempat 2012 ketika berhasil memproduksi 13,31 juta ton. Ia menambahkan pada awal 2013, perseroan memperkenalkan produk baru yakni Envirocoal 4700 (E4700). E4700 merupakan produk yang berdiri sendiri, bukan produk campuran, yang berasal dari tambang Tutupan bagian utara.

"Penjualan E4700 meningkat 144 persen menjadi 2,29 juta ton pada kuartal II 2013. Peningkatan penjualan itu merupakan hasil dari upaya kami memasarkan produk baru untuk pelanggan kami. Adaro berada di jalur yang tepat untuk mencapai target produksi E4700 sebesar delapan juta ton pada 2013 dan telah menandatangani kontrak untuk tonase," terang Tough.

Ia mengemukakan total volume penjualan Adaro mencapai 13,77 juta ton pada semester I 2013, meningkat 11 persen dibanding tahun sebelumnya. "Selama kuartal itu, Adaro mendapatkan permintaan yang tinggi dari India. India merupakan porsi terbesar penjualan Adaro, yaitu sebesar 22 persen," ujarnya.

Sementara itu, lanjut Tough, isu mengenai potensi larangan impor batu bara kualitas rendah oleh Cina tidak terjadi seperti yang dipikirkan sebelumnya. Oposisi yang kuat dari kelompok-kelompok produsen ketenagalistrikan di Cina tampaknya menjadi faktor kunci dalam masalah ini dan beberapa produsen batu bara Indonesia, termasuk Adaro, mempertahankan volume ekspor ke Cina, meskipun tanpa indikasi untuk meningkatkan ekspor dalam waktu dekat.

"Adaro menjual lima persen dari total produksi ke Cina pada semester I 2013 dan enam persen untuk tahun 2012. Adaro percaya bahwa Cina akan terus mengimpor batu bara dari Indonesia, terutama produk dengan kalori rendah, yang dicampur dengan batu bara yang berkalori lebih tinggi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement