Kamis 01 Aug 2013 09:58 WIB

Peternak: Sapi Impor Jangan Sampai Mendistorsi Sapi Lokal

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
 Sapi impor asal Australia diturunkan dari kapal pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/7).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sapi impor asal Australia diturunkan dari kapal pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peternak meminta pemerintah menjaga distribusi tambahan sapi impor. Berdasarkan tujuan awal, tambahan impor hanya untuk menambal kebutuhan di Jabodetabek dan Jawa Barat. "Jangan sampai sapi impor yang datang keluar dari wilayah konsumen. Kalau itu terjadi namanya bukan stabilisasi, tapi distorsi, kacau," ujar Ketua Forum Peternak Sapi Indonesia (FPSI) Nasyir Al Mahdi, Kamis (1/8). 

Selain itu sapi impor jangan sampai langsung masuk ke retailer. Pemerintah diminta mengatur tata niaga agar tambahan impor yang tak berbatas ini tidak merusak harga. Lalu, apabila harga sudah stabil, diharapkan untuk segera menutup keran impor sapi. Pemerintah diminta menjaga agar tambahan impor tak lantas menjadi mimpi buruk peternak rakyat.

Pemerintah sebaiknya  memastikan sapi impor tersebut dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) yang telah diaudit oleh lembaga independen. Dibutuhkan komitmen baik dari importir dan negara eksportir untuk melakukan hal ini. Jika pengawasan cukup ketat, maka perihal halal dan higienis tidak perlu menjadi perdebatan.

Peternak juga meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menetapkan harga karkas. Idealnya, harga karkas berada di kisaran Rp 62 ribu hingga Rp 67 ribu per kilogram (kg). Harga ini harus pula disesuaikan dengan spesifikasi dan jenis sapi potong. Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699/M-DAG/KEP/7/2013  tentang Stabilisasi Harga Daging Sapi,  harga wajar ditetapkan Rp 70 hingga Rp 75 ribu per kg.

Kepmendag tersebut pun harus segera dicabut apabila  kebutuhan nasional sudah tercukupi. "Harus disertai keterangan yang cukup detail karena item atau kategori daging sangat banyak," katanya kepada ROL.

Tingginya harga sapi di Jakarta diakui membuat peternak di daerah lainnya ikut menaikkan harga. Namun kini harga berangsur mulai turun. Posisi harga stabil menurut Nasyir apabila elastisitas harga sekitar Rp 500 atau Rp 1000 kg timbang hidup.

Pengiriman sapi potong yang ketiga dijadwalkan berlangsung hari ini. Kemarin, sebanyak 4.817 ekor sapi siap potong telah tiba di Indonesia. Total tambahan impor hingga H-5 Lebaran ditetapkan sebesar 12.500 ekor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement