REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multifinance Tbk mencatatkan perlambatan pertumbuhan di sepanjang semester pertama tahun buku 2013. Adira Finance membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar tiga persen. Perlambatan tersebut disebabkan oleh pemberlakuan aturan baru tentang uang muka minimum yang telah berlaku selama satu tahun.
"Secara keseluruhan, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tumbuh tiga persen menjadi Rp 45,8 triliun," kata Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi di Jakarta, Rabu (31/7).
Laba bersih perseroan di semester pertama tumbuh Rp 8 miliar menjadi Rp 759 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selama enam bulan pertama Adira Finance menyalurkan pembiayaan atas 826 unit sepeda motor baru dan bekas.
Nilainya mencapai Rp 8,6 triliun. Pembiayaan sepeda motor bekas tumbuh 13 persen hingga Rp 3 triliun. Pasar sepeda motor diakui cukup tertekan oleh aturan uang muka minimum yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu tertekannya pertumbuhan pembiayaan sepeda motor juga disebabkan oleh tingginya persaingan.
Hal ini mendorong penurunan pembiayaan kendaraan bermotor khususnya roda dua sebesar enam persen. Direktur Pemasaran dan Pembiayaan Adira Hafid Hadeli mengungkapkan penyaluran pembiayaan baru untuk mobil hanya tumbuh lima persen menjadi Rp 6,8 triliun.
Sedangkan penjualan mobil baru nasional berdasarkan data dari Gaikindo tumbuh sebesar 12 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun pembiayaan baru mobil Adira telah mencakup 44 persen dari total pembiayaan perusahaan.
"Adira siap mendukung pembiayaan mobil murah ramah lingkungan yang segera diluncurkan menyusul keluarnya peraturan pemerintah," kata Hafid.
Perseroan berhasil menekan rasio kredit bermasalah di level 1,48 persen. Secara rutin perseroan mengevaluasi kebijakan agar dapat mengambil tindakan proaktif dalam menyikapi kondisi ekonomi.
Di tengah beratnya tantangan semester pertama, Adira optimistis perseroan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan. "Melihat pencapaian sejauh ini perseroan optimistis dengan kinerja semester kedua," ujar Hafid.
Dengan pencapaian pembiayaan hingga semester pertama yang lebih dari 40 persen, perseroan optimistis target akhir tahun senilai Rp 33-35 triliun dapat tercapai.