Senin 29 Jul 2013 14:34 WIB

Volume Ekspor Rotan Turun

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Perajin Rotan
Foto: Antara
Perajin Rotan

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sepanjang Januari-Mei 2013, volume ekspor rotan Cirebon mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data dari Sucofindo cabang Cirebon, volume ekspor rotan sepanjang Januari-Mei 2013 mencapai 4.370 kontainer. Padahal, volume ekspor rotan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4.953 kontainer. Itu berarti, terjadi penurunan 11,8 persen.

 

Sucofindo juga mencatat adanya penurunan ekspor berdasarkan dokumen laporan surveyor (LS), pada Januari-Mei 2013 Sucofindo menerbitkan 4.664 dokumen LS, atau turun 13,99% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5.423 dokumen LS.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Cirebon Sumartja, saat dimintai tanggapannya, mengaku tidak mengetahui pasti penyebab turunnya volume ekspor rotan sejak Januari-Mei 2013. Namun, dia menduga kemungkinan sedang terjadi pergeseran iklim pasar di negara-negara tujuan ekspor rotan Cirebon. ‘’Kami akan dalami lebih lanjut karena kami (Asmindo Cirebon) belum memiliki data volume ekspor 2013,’’ tutur Sumartja.

Dihubungi terpisah, Anggota Koperasi Kerajinan Rotan Tegalwangi Kabupaten Cirebon, Hasyim, menyatakan, perajin rotan di Cirebon selama ini masih mengalami kesulitan dalam permodalan. Akibatnya, tidak bisa memenuhi seluruh  order, baik untuk lokal maupun ekspor. ‘’Padahal order sih banyak, tapi tidak semuanya bisa terpenuhi terutama untuk luar negeri’’ terang Hasyim.

 

Ketua Masyarakat Pekerja Pengrajin Rotan Seluruh Indonesia (MPPRSI), Badrudin, mengungkapkan,  setiap tahun volume ekspor rotan memang mengalami siklus naik dan turun. Dalam rentang waktu satu tahun, penurunan ekspor, terutama ke negara-negara Eropa, biasanya terjadi pada periode April. Namun saat memasuki Agustus hingga awal tahun berikutnya, ekspor rotan biasnaya akan kembali naik.

Badrudin menambahkan, meski saat ini ada penurunan, namun nilainya tetap lebih baik dari saat keran ekspor bahan baku rotan dibuka pada 2005 lalu. Saat itu, ekspor furniture rotan merosot tajam hingga mencapai sekitar 800 kontainer per bulan.

Padahal sebelum 2005, kata Badrudin, ekspor furniture ke sejumlah negara di berbagai benua bisa mencapai 2.000 - 4.000 kontainer per bulan. Kabupaten Cirebon pun dikenal sebagai daerah penghasil furniture rotan terbesar se-Indonesia.

 

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, Haki.  Dia mengatakan, dalam setahun, memang ada fluktuasi nilai ekspor furniture rotan. Haki mengungkapkan, pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan nilai ekspor furniture rotan. Selain mengadakan pameran, juga terus mencari design baru untuk menarik minat konsumen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement