Senin 29 Jul 2013 14:09 WIB

Bisnis Properti Masih Tumbuh Positif

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016
Foto: Republika
sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Intiland Development Tbk mengakui kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan memberikan dampatk terhadap pertumbuhan properti. Meskipun demikian perseroan optimistis dengan pertumbuhan perusahaan ke depan seiring dengan tingginya kebutuhan properti di tengah masyarakat.

"Kebijakan BI tentu akan menaikkan suku bunga kredit properti. Namun meskipun membawa pengaruh, industri properti akan terus tumbuh positif," ujar Direktur Investasi dan Pengelolaan Modal Intiland Archied Noto Pradono, Senin (29/7).

Kebijakan BI merupakan keputusan yang baik bagi industri properti, lanjut Archied. Hal ini bertujuan untuk mengontrol bisnis properti agar kembali ke tren pertumbuhan yang tepat.

Ke depan ia meyakini pertumbuhan properti akan tetap tinggi seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan hunian, baik sebagai tempat tinggal ataupun sarana investasi. Mempertimbangkan kondisi tersebut, manajemen Intiland berusaha menjaga tren pertumbuhan yang telah dicapai dengan cara meluncurkan proyek-proyek baru dan menjaga struktur keuangan agar tetap sehat. Intiland juga terus menambah jumlah landbank sebagai modal untuk pengembangan di masa depan.

Dari sisi pengembangan proyek, perseroan sukses meluncurkan beberapa proyek baru, yaitu seperti peluncuran Praxis, sebuah proyek pengembangan mixed-use & high rise di Surabaya, pada Juni 2013. Sebanyak 75 persen dari total unit apartemen sudah terjual, sementara unit-unit perkantoran strata-title sudah terjual 60 persen. Di Jakarta, perseroan juga meluncurkan apartemen 1 Park Avenue di Kebayoran, Jakarta Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement