Senin 29 Jul 2013 09:50 WIB

Dua Raksasa Periklanan Dunia Sepakat Merger

Iklan di televisi (Ilustrasi)
Iklan di televisi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perusahaan periklanan terbesar kedua dunia, Omnicom Group Inc, dan perusahaan iklan terbesar ketiga dunia, Publicis Groupe SA, telah sepakat untuk merger. Menurut para sumber, nilai perusahaan hasil peleburan itu mencapai 35,1 miliar dolar AS (Rp 360 triliun) dengan 130 ribu karyawan di seluruh dunia.

Dewan direksi kedua perusahaan telah menyetujui kesepakatan yang diumumkan pada hari Ahad (28/7) di Paris. Masing-masing perusahaan sebelumnya memiliki kapitalisasi pasar sebesar 16 miliar dolar AS. Direktur Utama Omnicom, John Wren, dan Direktur Utama Publicis, Maurice Levy, akan bersama-sama menjadi direktur di perusahaan hasil merger tersebut.

Menurut para sumber, perusahaan gabungan itu kemungkinan akan bernama Publicis Omnicom Groupe. Elizabeth Badinter, puteri pendiri Publicis dan pemegang saham besar, akan menjadi presiden komisaris bersama komisaris Omnicom, Bruce Crawford.

Merger tersebut akan menyatukan dua biro iklan tersohor dalam satu atap. Omnicom, yang menjadi induk perusahaan iklan seperti BBDO, TBWA Worldwide, dan media buyer  OMD, bekerja bagi perusahaan seperti McDonald’s dan PepsiCo Inc. Publicis membawahi Leo Burnett, Saatchi & Saatchi, dan Starcom Mediafest. Klien-kliennya antara lain L’Oréal SA, Procter & Gamble Co, dan Renault SA.

Pendapatan gabungan kedua perusahaan akan mencapai 23 miliar dolar AS berdasar taksiran masing-masing perusahaan pada 2012. Perusahaan baru hasil penggabungan dua raksasa periklanan ini diyakini akan mampu menandingi kapitalisasi pasar perusahaan periklanan nomor satu dunia, WPP Plc.

Merger kedua perusahaan juga membantu keduanya mengarungi pasar negara berkembang, wilayah penting industri periklanan dalam beberapa waktu terakhir. Keduanya telah memperluas pasarnya secara agresif ke Cina dan Brasil dalam beberapa tahun belakangan,sehingga membantu menutupi kemerosotan bisnis di Eropa. Dengan merger tersebut, Publicis dan Omnicom sepertinya akan mendominasi beberapa negara tersebut.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement