REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara mencatat angka kredit macet di Pulau Dewata menurun ke level 0,54 persen pada triwulan kedua 2013, atau lebih rendah daripada triwulan pertama yang mencapai 0,61 persen.
"Dalam melakukan ekspansi kredit, perbankan di Bali tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian," kata Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara, Dwi Pranoto di Denpasar, Rabu (24/7).
Ia menilai persentase tersebut masih tergolong sehat, bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan kredit macet rata-rata nasional untuk bank umum yang mencapai 1,95 persen. Menurut dia, penerapan prinsip "prudential banking" atau kehati-hatian juga dilakukan oleh bank perkreditan rakyat (BPR) menunjukkan penurunan pada level aman, yakni 2,8 persen, atau menurun jika dibandingkan dengan persentase pada triwulan sebelumnya yang berada pada level 2,9 persen.
Bank sentral itu merilis data pertumbuhan kredit di Pulau Dewata tercatat tumbuh 60,35 persen pada Triwulan II 2013 dengan jumlah penyaluran kredit oleh bank umum hingga Juni 2013 mencapai Rp 17,13 triliun. Dari jumlah itu, penyaluran terbesar berada di subsektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman sebesar 41,37 persen, sedangkan perdagangan besar dan eceran sebesar 24,21 persen.
Penyaluran kredit investasi tersebut tumbuh jauh di atas pertumbuhan kredit modal kerja yang mencapai 19,66 persen dan kredit konsumsi yang tercatat 27,68 persen. Dwi menjelaskan bahwa masih kondusifnya kondisi bisnis pariwisata menjadi salah satu indikator yang mendukung tingkat pengembalian kredit yang baik dengan ditunjukkannya penurunan rasio kredit macet yang menurun.
Sementara itu, penyaluran kredit bank umum hingga Triwulan II 2013 mencapai Rp 44,77 triliun yang sebagian besar disalurkan di dua kawasan utama, yakni Denpasar sebesar Rp 29 triliun dan Kabupaten Badung sebesar Rp 4,2 triliun. Berdasarkan lokasi proyek, kata dia, total penyaluran kredit bank umum mencapai Rp 52,61 triliun dengan sebaran penyaluran kredit paling besar masih berada di Denpasar sebesar Rp 22,28 triliun dan Badung sebesar Rp 13,09 triliun.