REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan jumlah uang palsu yang beredar setiap bulannya mencapai 4.000 lembar. BI mengklaim jumlah uang palsu yang beredar setiap tahun selalu menurun.
"Uang palsu tidak hanya menjelang lebaran, tapi untuk menanggulanginya kita bisa bersama instansi terkait melakukan pengawasan," kata Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Sistem Pembayaran, Ronald Waas, Senin (22/7).
BI pun akan terus melakukan sosialisasi peredaraan uang palsu ke masyarakat. Jumlah uang palsu yang beredar setiap tahun selalu menurun.
Tahun lalu, uang palsu yang beredar mencapai 8.000 lembar setiap bulan atau delapan lembar per satu juta bilyet. Nominal yang paling banyak dipalsukan adalah pecahan Rp 100 ribu.
Untuk meminimalisir maraknya peredaran uang palsu menjelang Lebaran, BI bekerja sama dengan 12 bank untuk melayani penukaran uang. Salah satunya di lapangan IRTI Monas.
"Kendalanya itu akses masyarakat, caranya dengan menambah loket-loket seperti ini," ujar Ronald.