Senin 22 Jul 2013 11:55 WIB

Negara Muslim Diminta Terapkan Ekonomi Islam Secara Benar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Negara-negara Muslim diminta menerapkan sistem ekonomi Islam secara efisien untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial mereka. Ekonomi Islam harus dipahami dan diterapkan secara benar dalam masyarakat.

“Ini akan menjadi hadiah untuk kemanusiaan dan berfungsi sebagai sarana penting menyebarkan pesan-pesan Islam,”  kata Ketua Al Baraka Banking Group, Saleh Kamil dalam Simposium Ekonomi Syariah di Jeddah, Arab Saudi, seperti dikutip Zawya, Senin (22/7).

Kamil mengatakan ulama dan para pelaku ekonomi Islam harus memainkan peran dalam memproyeksikan kilauan ajaran Islam. “Ekonomi Islam didasarkan pada ajaran-ajaran Allah, diamana Dia yang lebih tahu kebutuhan kemanusiaan dan bagaimana mengatasi berbagai masalah mereka,” ucapnya.

Kamil mendesak perbankan syariah memastikan operasi bisnisnya berhasil mewujudkan tujuan ekonomi Islam. “Apa tujuan kita, apakah kita di sini hanya untuk memobilisasi dana dalam nama bank syariah,” tanyanya.

CEO Al Baraka Banking Group, Adnan Ahmed Yousif mengatakan simposium ini bertujuan memperkuat partisipasi sektor swasta dalam pembangunan bangsa. “Ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan arus modal di antara negara-negara Arab dan Muslim,” ujarnya.

Dia menyebutkan simposium akan memberikan kontribusi untuk lebih memperkuat industri keuangan dan perbankan syariah. DI samping sejumlah eksekutif senior di bank dan lembaga syariah, simposium ini juga dihadiri para ahli terkenal di bidang perbankan syariah.Peserta yang hadir diantaranya Sekretaris Dewan Fiqih Islam Ahmad Khaled Babacar, CEO Qatar International Islamic Bank Abdul Basit Shaibi, serta Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Perbankan Syariah Development Group di NCB Abdul Razak Khuraiji.

Diskusi ini memfokuskan pada isu-isu yang berkaitan dengan zakat, termasuk zakat ukur untuk tanaman dan buah-buahan dan perdagangan di pasar emas global. Simposium pertama Al Baraka diadakan di Madinah pada 1981. “Simposium sangat berperan dalam mencari solusi ekonomi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh komunitas Muslim,” kata Yousif.

Al Baraka adalah perusahaan saham gabungan berbasis di Bahrain dan terdaftar di bursa Bahrain dan Nasdaq Dubai. Al Baraka adalah bank syariah internasional terkemuka yang menyediakan jasa untuk sekitar satu miliar orang. Total pembiayaan kelompok dan investasi melonjak dari 2,7 miliar dolar AS pada 2003 dan menjadi 14,3 miliar pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement