Jumat 19 Jul 2013 13:18 WIB

Mendag: Kita Akan Impor Sapi Potong 3.000 Ekor

Gita Wirjawan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan, memperkirakan impor sapi siap potong yang dilakukan dalam waktu dekat akan melebihi jumlah 3.000 ekor. "Saya kira lebih dari itu (3.000 ekor). Kita akan impor sebesar mungkin, agar terjadi penurunan harga," ujar Gita Wirjawan seusai meninjau pasar murah di Kelurahan Buaran, Tangerang, Banten, Jumat (19/7).

Gita menyampaikan bahwa pasokan sapi siap potong impor akan didatangkan sebelum akhir bulan Juli 2013. Dengan impor besar itu, ditargetkan harga daging sapi dapat ditekan setara rata-rata Ramadhan tahun lalu yakni Rp 76 ribu per kg. "Mudah-mudahan menjelang Lebaran terlihat penurunan (harga daging sapi) yang signifikan dibandingkan saat ini Rp 95 ribu per kg, bahkan ada yang diatas itu," ujar Gita.

Terkait dugaan kartel harga daging yang dilakukan oknum tertentu, Gita mengatakan masih terlalu dini untuk disimpulkan. Menurutnya, yang jelas pasokan daging secara nasional memang tidak mencukupi permintaan yang melonjak di bulan Ramadhan.

"Secara nasional dapat dipastikan pasokan kurang. Jadi ada tidaknya kartel, kalau pasokan kurang maka harga tetap meningkat. Tapi saya sangat merangkul aspirasi kawan-kawan yang mengindikasikan telah atau akan terjadi kartelisasi, dan kalau memang ada akan kita sikapi serta tindak," ujar Gita.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian memutuskan mengimpor sapi siap potong tanpa kuota tertentu, guna stabilisasi harga daging yang melonjak di pasar. Jumlah impor sapi siap potong tersebut diluar dari impor 3.000 ton daging sapi Australia oleh Bulog saat ini.

Keputusan Pemerintah mengimpor sapi siap potong karena pasokan daging saat ini tidak sebanding dengan tingginya permintaan masyarakat. Di sisi lain, Bulog hingga kini baru dapat mendatangkan 16 ton daging sapi impor, dari yang dialokasikan sebesar 3.000 ton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement