REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manulife Investor Sentiment Index menunjukkan peningkatan tren sentimen investor sejalan dengan baiknya pasar modal di Indonesia. Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut Endro Andanawarih mengatakan sentimen positif meningkat terutama di investasi saham.
"Baiknya kondisi pasar mendorong peningkatan investasi risiko tinggi, terutama di saham menjadi 40 persen dari 38 persen," ujar Putut di Jakarta, Kamis (18/7).
Investor mulai melirik pasar modal sebagai alternatif investasi. Manulife melakukan survei tahap kedua di tiga kota di Indonesia untuk memetakan tren investor di sepanjang kuartal kedua 2013. Sebanyak 504 investor umum disurvei di Jakarta, Medan, dan Surabaya. Hasilnya menunjukkan tren positif di kalangan investor sejalan dengan membaiknya bursa saham Indonesia.
Akan tetapi, meskipun terdapat perpindahan investasi dari simpanan ke saham, Manulife masih menemukan investor yang tetap menginvestasikan dananya di deposito. Sebanyak 41 persen dari komposisi aset yang dimiliki investor adalah dalam bentuk dana tunai. Padahal hanya sekitar 20 persen dari total aset yang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan sisanya dimasukkan ke dalam tabungan untuk tujuan jangka menengah hingga jangka panjang.
Ada beberapa hal yang membuat investor masih berinvestasi di dana tunai dan deposito. Penyebabnya utama adalah karena investor takut berinvestasi di instrumen yang salah. Mereka takut imbal hasil yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Tidak stabilnya pasar juga membuat investor enggan berinvestasi, apalagi di saham. Selain itu investor terkadang mudah puas dan merasa sudah cukup berinvestasi.
Presiden Direktur Manulife Legowo Kusumonegoro mengungkapkan menyimpan aset dalam bentuk dana tunai maupun tabungan untuk tujuan jangka menengah hingga panjang bukan strategi terbaik. "Tabungan akan tergerus oleh inflasi dan pajak," kata Legowo.
Meningkatnya sentimen investor terhadap saham merupakan langkah awal yang baik untuk mengubah optimisme. Oleh karena itu investor perlu diedukasi dan mengubah pola pikir dan perilaku investasi para investor.