Rabu 17 Jul 2013 09:47 WIB

Iran Lirik Potensi Wisata Medis Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Citra Listya Rini
Bendera Iran
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran berharap dapat menjadi tujuan wisatawan medis syariah baik di tingkat regional maupun di dunia Muslim. Berkat posisi geografis, kondisi di negara-negara tetangga, harga ekonomi yang stabil dan fasilitas medis canggih, Iran optimis dapat mewujudkan itu semua. 

Presiden Iran, Hassan Rouhani berkomitmen membantu menumbuhkan industri tersebut.  Sejak terpilih, Rouhani menargetkan dua kali lipat jumlah wisatawan yang mengunjungi Iran setiap tahunnya. Saat ini jumlah total wisatawan ke Iran sekitar empat juta orang dan diprediksi akan mencapai 10 juta orang pertahun. 

"Ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi empat juta orang dan memecahkan 3,5 juta orang masalah pengangguran di negara ini," kata Rouhani seperti dikutip The Algeimener, Rabu (17/7).

Letak geografis, kesamaan budaya dan agama membuat Iran menjadi salah satu yang terbaik dan tujuan paling masuk akal bagi dunia Islam dan negara-negara regional untuk wisata kesehatan. Iran berpotensi tinggi dalam ekspansi dan pengembangan wisata kesehatan syariah.

Iran memiliki tenaga terdidik serta merupakan pemimpin lokal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan. Iran adalah salah satu dari lima negara teratas di dunia dalam bioteknologi dan sembilan dari 15 penggunaan molekul biotek diproduksi di Iran. Hal tersebut membuat Iran memiliki peluang besar untuk menarik wisatawan medis dari negara-negara Islam dan regional. 

Wisata medis syariah yang ditawarkan Iran antara lain keberadaan air mancur mineral, perawatan kesuburan, pengobatan sel induk, bedah jantung, bedah kosmetik, dan operasi mata. Iran juga memproduksi obat-obatan unik seperti obat anti AIDS, IMOD.

Wisatawan medis asing dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan perjalanan dari negara-negara maju untuk mencari pelayanan kesehatan tingkat tinggi. 

Kemudian kelompok kedua adalah wisatawan dari negara-negara kurang maju dan berkembang, seperti Afghanistan dan Pakistan dimana pelayanan medis di sana kurang memuaskan. Iran dapat menawarkan layanan kesehatan lebih besar dengan harga yang wajar.

Sekitar 30 ribu wisatawan medis memasuki Iran setiap tahunnya. Survei ekonomi menunjukkan setiap turis medis membawa tiga kali uang lebih banyak daripada wisatawan biasa. Komite Pariwisata Kesehatan Kementerian Kesehatan Iran, Hassan Rushki mengatakan setiap wisatawan medis asing membawa rata-rata 4.000 hingga 6.000 dolar AS. 

"Jika infrastruktur pariwisata kesehatan ditingkatkan, kita akan mendapat sejumlah besar uang dari industri ini, itulah sebabnya kita perlu mengembangkan pariwisata medis," ujar Rushki.

Iran harus berinvestasi lebih lanjut dalam industri pariwisata medis. Komite Pariwisata Kesehatan melihat negara-negara tetangga seperti Afghanistan, Pakistan, dan Irak adala target pasar yang ingin dicapai. Masyarakat Pakistan tidak siap pergi ke India karena konflik sejarah.

Sementara Irak enggan pergi ke negara yang memiliki koneksi dengan Amerika Serikat (AS) seperti Yordania, Arab Saudi dan Dubai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement