REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) menganggap wajar pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (15/7) berada di level Rp 10.024. Untuk pertama kalinya sejak 2009, nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp 10 ribu.
"Yen saja dari 78 sudah ke 100, apalagi rupiah. Saya kira masuk akal," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, Senin (15/7). Pelemahan rupiah sejalan dengan pelemahan mata uang regional lainnya seperti Yen Jepang, Yuan Cina, Ringgit Malaysia.
Selain itu, Jahja mengatakan konsumen impor saat ini terlalu banyak sehingga lahan impor semakin banyak. Sementara, di sisi lain, ekspor sedang berkurang.
Hal itu diperparah dengan turunnya harga komoditas dari Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan coal mining. "Pasokan dolar AS memang agak berkurang," ujar dia.