Kamis 11 Jul 2013 13:13 WIB

Tujuh PMA Tertarik Investasi 13,1 Juta Dolar AS di FTZ Batam

Kawasan perdagangan di Batam
Kawasan perdagangan di Batam

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Sebanyak tujuh perusahaan asing berminat menanamkan modal di kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) Batam dengan nilai investasi mencapai 13,1 juta dolar AS pada tahun ini.

"Mereka sudah menyampaikan keinginannya berinvestasi di Batam yang dianggap masih sangat kondusif dan berkembang pesat," kata Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ilham Eka Hartawan di Batam, Kamis (11/7).

Ia mengatakan, perusahaan tersebut berasal dari Cina, Australia, Singapura, Malaysia, India dan Kanada. Sementara bidang usaha yang diincar meliputi industri alat cetak, industri bio ethanol dan bio energi, industri pengolahan kembali minyak pelumas, pembangkit listrik dan perdagangan. "Berbagai usaha tersebut akan memberikan peluang pekerjaan setidaknya bagi sekitar 275 tenaga kerja lokal Batam," kata Ilham.

Ilham mengatakan, pada Januari hingga Juni ada 51 perusahaan asing dan gabungan dengan persahaan Indonesia yang menyatakan keinginan untuk berinvestasi di Batam dengan nilai investasi menilai 77,28 juta dolar AS. "BP Batam memberikan waktu hingga tiga tahun untuk mereka merealisaikan investasinya. Namun, rata-rata dalam satu tahun perusahaan yang menyampaikan minatnya berinvestasi sudah merealisasikan," tuturnya.

Ilham mengatakan, BP Batam mulai mengutamakan perusahaan dengan produk berwawasan lingkungan (green industry) untuk berinvestasi di Batam guna menjaga sumbedaya alam yang ada tetap lestari. "Arah kebijakan promosi yang dilakukan BP Batam, saat ini mulai menginncar industri yang hemat air seperti industri IT (teknologi informasi) agar lingkungan Batam tetap lestari," ucap Ilham.

Melalui strategi STP (segmen, target, position) kata dia, BP Batam tidak lagi mengincar industri boros air, seperti tekstil, kelapa sawit atau sejenisnya. Ia mengatakan, masterplan lama dari pengembangan industri Batam, mengalokasikan air untuk indutri sebesar 40 meter kubik per hektare setiap harinya, hal tersebut berdampak pada ketersediaan air di Batam yang semakin menipis.

"Saat ini kami sudah menentukan target beberapa perusahaan yang ada di negara China, Taiwan dan beberapa negara di Eropa. Promosi akan terus dilakukan, jika tidak ada halangan, Oktober akan dilakukan pameran konsep green industri," ujarnya. Di Batam, tambah Ilham, saat ini setidaknya ada dua kawasan industri yang cocok untuk perusahaan IT yaitu Batamindo dan Panbil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement