Rabu 10 Jul 2013 18:42 WIB

Keuangan Syariah Butuh Sejuta Tenaga Profesional

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Perbankan Syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perbankan Syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sektor keuangan syariah global diprediksi membutuhkan satu juta tenaga profesional pada 2020. Sayangnya hingga kini industri keuangan syariah masih kekurangan staf berkualitas sehingga sektor ini kurang berjalan optimal.

Kekurangan bakat di lembaga keuangan syariah membuat perusahaan berani membayar mahal demi mendapatkan tenaga tersebut. CEO Institut Ilmu Keuangan Asia, Raymond Madden mengatakan industri keuangan syariah membutuhkan profesional yang tidak hanya memiliki pengetahuan syariah, tetapi juga mempunyai sifat kepemimpinan, lembut dan mampu berkomunikasi efektif.

"Kekurangan profesional keuangan syariah yang berkualitas merupakan tantangan sekaligus ancaman serius bagi pertumbuhan dan perkembangan industri," ujar Madden seperti dikutip Free Malaysia Today, akhir pekan lalu.

Menurut dia, jika masalah kekurangan bakat tidak segera diatasi, maka dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan industri keuangan syariah. Madden menyebut berdasarkan Cetak Biru Sektor Keuangan 2011-2020, kebutuhan profesional keuangan meningkat 40 persen 56 ribu orang untuk melayani sektor keuangan syariah di pasar domestik.

Kekurangan tenaga kerja terlatih dan berkualitas di sektor keuangan syariah telah menyebabkan upah menjadi mahal, yang dalam jangka panjang tidak menguntungkan industri. "Upah tinggi yang dikeluarkan perusahaan tidak sebanding dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement