REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa, 9 Juli (Rabu, 10 Juli, pagi WIB) untuk kedua sesi berturut-turut. Hal ini didorong oleh kenaikan harga konsumen Cina yang lebih besar dari perkiraan pada Juni.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 11 dolar AS, atau 0,89 persen, menjadi menetap di 1.245,9 dolar AS per ounce. Namun, keuntungan dari Senin dan Selasa itu belum mampu menebus penurunan Jumat lalu sebesar 3,1 persen.
Pada Selasa pagi, menurut laporan Xinhua, data yang dirilis oleh pemerintah Cina menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik 2,7 persen tahun ke tahun pada Juni, angka itu di atas 2,5 persen yang diperkirakan oleh para analis pasar.
Kenaikan inflasi itu menyebabkan para investor mengharapkan lebih banyak permintaan untuk emas dari Cina sebagai lindung nilai terhadap inflasi, analis mengatakan. Namun demikian, beberapa analis percaya, emas juga berisiko untuk lebih banyak yang menjual pada Rabu, ketika risalah pertemuan kebijakan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS pada 18-19 Juni akan dirilis, menurut MarketWatch.
Terhadap latar belakang ini, perak untuk pengiriman September naik 10 sen, atau 0,53 persen, menjadi ditutup pada 19,138 dolar AS per ounce.