REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya sentimen positif di pasar uang kembali mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (3/7) pagi bergerak melemah sebesar 10 poin namun tekanan masih terjaga. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp 9.928 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.918 per dolar AS.
"Secara teknikal, pada grafik harian pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terjaga," kata analis Riset Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Rabu (3/7).
Ia menambahkan dari sisi fundamental, penguatan minyak dunia dapat kembali membuat investor khawatir dengan kinerja neraca perdagangan Indonesia, walaupun pemerintah telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Selain itu, memburuknya kondisi politik di Mesir, Italia, dan Portugal serta kekhawatiran potensi pengurangan stimulus moneter Federal Reserve akan turut membayangi kinerja rupiah," ujarnya.
Meski demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah masih terkendali seiring Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas mata uang Garuda itu. "Sulit mengharapkan penguatan mata uang Indonesia yang berkelanjutan tanpa adanya intervensi," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan rupiah cenderung melemah karena sentimen negatif mata uang yen Jepang tetapi masih dalam kisaran yang terbatas."Rupiah masih dijaga Bank Indonesia agar tetap stabil," katanya.