REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, realisasi penyaluran solar dan premium turun dari rata-rata penyaluran normal. Kendati demikian, PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi BBM akan kembali naik.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengungkapkan, kemungkinan turunnya konsumsi itu dikarenakan masih tersisanya bahan bakar di mobil masyarakat. ''Diperkirakan sebentar lagi akan naik kembali,'' kata dia di Kantor Pertamina, Senin (1/7).
Seminggu sebelum kenaikan terjadi lonjakan konsumsi BBM bersubsidi. Dari yang biasanya 80 ribu kiloliter (KL) per hari menjadi 100 ribu KL per hari. Dia berharap bisa secepatnya merealisasikan pemasangan alat pemantau BBM bersubsidi berbasis frekuensi radio (RFID) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan kendaraan-kendaraan agar bisa mencegah atau mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Berdasarkan data realisasi penyaluran 22 Juni hingga 28 Juni 2013, Premium rata-rata disalurkan sebanyak 69.450 KL per hari atau 14 persen di bawah rata-rata penyaluran harian normal. Adapun, realisasi penyaluran solar mencapai 36.650 KL per hari atau sekitar 15 persen di bawah rata-rata penyaluran harian normal. Rata-rata penyaluran harian normal Premium adalah sebanyak 80.654 KL per hari, sedangkan solar sebesar 43 ribu KL per hari.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menambahkan penyaluran yang masih berada di bawah rata-rata normal tersebut merupakan efek sementara dari kebijakan penaikan harga. Konsumen, ujarnya, selama pekan pertama pascakenaikan harga masih memanfaatkan BBM yang dibelinya pada saat sebelum kenaikan harga.
Menurut Ali, kendati masih dibawah normal, tren penyaluran berangsur-angsur mulai meningkat. Ali mencontohkan penyaluran Premium yang sempat tinggi pada tanggal 22 Juni, kemudian turun drastis menjadi hanya 55.750 KL di hari berikutnya, namun pada 28 Juni penyaluran meningkat menjadi 70 ribu KL dan kembali naik menjadi 79 ribu KL pada 29 Juni.
Tren yang sama juga terjadi pada solar bersubsidi. Sempat turun menjadi sekitar 28 ribu KL pada 23 Juni, penyaluran akhir pekan lalu mulai berada di kisaran 39 ribu KL.