REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirut PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Dwi Sutjipto mengatakan akan meningkatkan kapasitas produksi semen di Vietnam dengan memperluas dan menambah jumlah pabrik di negara itu. "Rencana memperluas pabrik Semen Indonesia di Vitenam sudah dimatangkan. Besok (Jumat, 28/6) saya dan Menteri BUMN Dahlan Iskan akan bertemu dengan Presiden Vietnam," kata Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Sutjipto di Jakarta, Kamis (27/6).
Menurut Dwi, pada pertemuan dengan Presiden Vietnam akan dibicarakan perkembangan bisnis di negara tersebut dan menjadikan negara itu sebagai hub pasar semen untuk wilayah regional ASEAN. "Kita ingin tahu perkembangan pasar Vietnam secara langsung dari Presiden mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Semen Indonesia pada awal 2013 telah masuk ke Vietnam, dengan menguasai sekitar 70 persen saham yang dimiliki Thang Long Cement Vietnam. Untuk mengakuisisi Thang Long, Semen Indonesia melakukan investasi sekitar Rp 1,5 triliun.
Saat ini kapasitas produksi pabrik semen Thang Long, Vietnam mencapai 2,3 juta ton per tahun dan diutamakan untuk memenuhi konsumsi semen dalam negeri negara tersebut. "Saat ini kami punya dua pabrik di bagian utara dan selatan Vietnam. Kamin ingin memperluas pabrik yang di selatan karena pasar disana cukup besar dan dekat dengan Malaysia dan Brunei," ungkapnya.
Meski demikian, Dwi tidak menyebutkan investasi yang akan disiapkan untuk rencana perluasan pabrik yang dimaksud. Ia hanya menjelaskan, bahwa pembicaraanya dengan Presiden Vietnam juga terkait dengan masalah di lapangan terutama soal lahan, bagaimana status lahan dan aspek legalnya.
Meskipun ia mengakui, sejauh masuk ke Vietnam hingga kini tidak terlalu menemui kendala karena birokrasi, suasana kerja, dan keamanan di Vietnam sudah baik. "Kami hanya ingin produksi Semen Indonesia baik di dalam dan luar negeri terus meningkat," tegasnya.
Selama tahun 2013, produksi Semen Indonesia ditarget di atas 15 juta ton, terdiri atas produksi Semen Padang sebanyak 6,5 juta ton, Semen Tonasa 7 juta ton, Semen Thang Long 2,3 juta ton, serta Rembang yang pembangunan pabriknya direalisasikan pada 2013 dengna kapasitas sekitar tiga juta ton.