Kamis 27 Jun 2013 15:29 WIB

Bank DKI: UMKM di Jakarta Siap Hadapi MEA 2015

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Usaha kecil, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Usaha kecil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI optimistis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jakarta siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.  Hal tersebut didukung oleh kuatnya daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat.

Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, mengatakan kondisi perekonomian di DKI Jakarta cukup kondusif dengan porsi pertumbuhan terjaga di level 6,5 persen year on year. "Kondusifnya dunia usaha tidak lepas juga dari tingkat inflasi yang cukup rendah serta harga barang dan jasa yang relatif stabil selama triwulan IV-2012 lalu," ujar Eko dalam acara Seminar Nasional Kesiapan UMKM DKI Jakarta dalam menghadapi MEA 2015, di Jakarta, Kamis (27/6).

Perekonomiman yang kondusif dan tingkat inflasi yang rendah dapat menjadi pondasi kuat bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk bersaing dengan pelaku usaha dari luar daerah. Bank DKI percaya dan yakin dengan segala modal positif yang dimiliki, UMKM dapat bersaing dengan pemain regional yang akan datang sejalan dengan penerapan MEA.

Eko mengatakan Bank DKI bertanggung jawab dalam meningkatkan ekonomi daerah melalui penguatan sektor UMKM. Melalui Seminar Nasional Kesiapan UMKM DKI Jakarta dalam  menghadapi MEA 2015, Bank DKI ingin berperan lebih jauh terhadap pengembangan UMKM di DKI Jakarta dengan mengupas pemahaman dari banyak pihak.

Bank DKI selama ini telah menyediakan beragam produk kredit, khususnya sektor UMKM, seperti Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) Monas, Kredit Pundi Monas, Monas 25, Monas 75 dan Monas 500. "Sebagai sebuah BUMD yang merupakan milik pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta, kami merasa ikut bertanggung jawab untuk terus meningkatkan intermediasi perbankan, di antaranya melalui dukungan penuh kami terhadap sektor UMKM," ujar dia.

Berdasarkan data Bank Indonesia nilai penyaluran kredit perbankan nasional untuk seluruh sektor usaha hingga akhir 2012 mencapai Rp 2.706 triliun, tumbuh 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari angka tersebut, perbankan milik pemerintah, baik yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN) maupun BUMD cukup mendominasi,  khususnya di sektor UMKM. Nilai penyaluran kredit terhadap UMKM yang dilakukan bank-bank pemerintah tahun 2012 mencapai Rp 242,86 triliun dari total kredit UMKM seluruh perbankan senilai Rp 552,23 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement