REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Mandiri Tbk mempertimbangkan untuk menaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga menyusul kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate sebesar 25 bps sebagai langkah preemptif dalam merespons kondisi moneter dan inflasi di Indonesia.
"Kalau kita lihat kenaikan BI Rate, dugaan Mandiri naiknya mungkin 50 bps. Itu yang kita estimasi," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, Rabu (19/6).
Bank Mandiri masih menunggu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM dianggap akan mempengaruhi besaran kondisi fiskal dan moneter.
"Jadi Bank Mandiri masih melihat bahwa begitu naik, nanti kita lihat berapa kita perlu sesuaikan," ujar Budi.
Kenaikan bunga acuan membuat likuiditas perbankan mengetat. Bank Mandiri saat ini memiliki rasio likuiditas di bawah 85 persen.
Budi mengatakan Bank Mandiri beruntung karena masih memiliki ekstra likuiditas sehingga dapat tenang menghadapi ketatnya likuiditas.
Jika suku bunga dana telah naik, Bank Mandiri tidak akan segera menaikkan suku bunga kreditnya. "Biasanya ada jedanya," ujarnya.
Ia mencontohkan saat kenaikan BBM pada tahun 2005 dan 2008, terdapat jeda antara kenaikan suku bunga simpanan dengan bunga kredit. Lamanya jeda berkisar 2-3 kuartal.
Ia mengatakan bunga kredit naik setelah bunga dana. Bunga dana akan naik setelah harga BBM ditetapkan.