REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai pemasaran menjadi kendala terbesar pengusaha Industri Kecil Menengah (IKM).
"Pemasaran itu biayanya tinggi sekali bisa mencapai 40 persen, sehingga banyak pengusaha yang tidak mampu memasarkan produk-produknya," kata Fahmi usai membuka "Sumatra Barat Food & Craft VI" di Plasa Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (18/6).
Fahmi mengusulkan pemerintah daerah membuat semacam pusat pemasaran yang dibiayai APBD. "Segala jenis produk, makanan, kerajinan dari seluruh daerah bisa dipasarkan seperti Cina Emporium," ujarnya.
Menurut Fahmi, pemasaran memiliki peran stategis dalam menumbuhkan dan memajukan industri. Kalau kita bisa produksi dengan murah dan kualitas baik, tapi pemasarannya kurang sama saja bohong. Jadi, ia menekankan pentingnya segi pemasaran produk.
Fahmi mengatakan pemasaran memiliki peran stategis dalam menumbuhkan dan memajukan industri. "Kalau kita bisa produksi dengan murah dan kualitas baik, tetapi pemasarannya kurang sama saja bohong. Produksi juga harus bagus, tetapi pemasaran saat ini lebih penting," paparnya.
Fahmi berujar salah satu cara efektif memasarkan produk adalah dengan mengikuti pameran. Pemerintah seharusnya membiayai pengusaha kecil dari daerah yang ingin mengikuti pameran di Jakarta, baik dari biaya transportasi maupun akomodasi.
Fahmi juga mengimbau gedung-gedung pemerintahan yang tidak terpakai bisa digunakan untuk pameran. Daripada kosong melompong, lebih baik dimanfaatkan untuk pameran