Selasa 18 Jun 2013 14:52 WIB

Bank Sambut Baik SBI Tenor Satu Tahun

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan menyambut baik keinginan Bank Indonesia (BI) untuk mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk tenor satu tahun. Instrumen ini dianggap baik untuk investasi dan mengurangi spekulasi serta menjaga inflasi.

Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengatakan SBI dengan tenor 1 tahun jika memiliki bunga yang menarik dapat menjadi pilihan perbankan untuk berinvestasi daripada menyimpan di interbank. "Mengandung unsur investasi. Semacam pilihan lebih baik daripada menyimpan di tempat lain," ujar Juniman, Selasa (18/6).

Menurutnya, di saat kondisi seperti ini, yakni harga BBM naik dan ada kenaikan inflasi serta suku bunga, penyaluran kredit mengalami perlambatan. Bank tidak mungkin mendorong kreditnya saat di saat permintaan tidak ada. Oleh karena itu, kelebihan likuiditas dapat disimpan di SBI bertenor 1 tahun.

Namun, SBI bertenor 1 tahun ini tidak cocok bagi bank yang membutuhkan likuiditas untuk menyalurkan kredit. "Beberapa bank akan lebih memilih tenor pendek agar tidak ada mismatch," ujar dia.

Sementara itu, Bank Mandiri lebih tertarik menyimpan untuk struktur dana jangka pendek. Bank Mandiri masih banyak menyimpan dana di Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) yang bersifat overnight dan term deposit yang bertenor 1-2 minggu.

Money Market Chief Dealer Interest Rate Trading Department Treasury Group Bank Mandiri, Kokok Priyo Djatmiko, mengatakan hal terpenting dalam pemilihan investasi yakni melihat seperti apa struktur pendanaan bank tersebut. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2013, Mandiri membukukan Current Account Saving Account (CASA) yang lebih besar dibanding deposito. Dana murah di Mandiri tercatat sebesar Rp 265,5 triliun atau 64,8 persen terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK), Rp 409,7 triliun.

Sedangkan Bank Mega menyebutkan SBI bertenor 1 tahun adalah salah satu alternatif bagi investor untuk menanamkan dananya dengan risiko minimal dan jangka waktu relatif panjang. "Dalam situasi tingkat bunga stabil, instrumen ini akan digemari investor dan bank. Namun untuk pengelolaan kelebihan dana jangka pendek, treasury manajemen bank-bank akan lebih convenient membeli surat berharga jangka pendek," ujar Direktur Treasury Bank Mega, Sugiharto.

Saat ini tren suku bunga cenderung naik. Hal tersebut membuat perbankan tak berpikir ulang untuk memilih penyimpanan dana pada investasi bertenor pendek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement