REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak kepada stabilitas perekonomian.
"Tentu ini akan jadi keprihatinan kita kalau sampai rupiah ini terus melemah," ujar Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (12/6).
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (12/6), nilai tukar rupiah berada di titik Rp 9.856 per dolar AS atau melemah 35 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 9.821 per dolar AS.
Akhir pekan lalu, tepatnya Jumat (7/6), rupiah berada di titik Rp 9.790 per dolar AS. Meskipun demikian, Suryo mengaku telah mendapat keyakinan dari pemerintah terhadap pelemahan rupiah.
"Pemerintah tentu akan menjaga stabilitas nilai tukar ini," kata Suryo. Wakil Ketua Bidang Pangan dan Agribisnis Franky Wijaya menilai pelemahan rupiah hanyalah bersifat sementara.
"Ada pengaruh psikologis karena profit taking di pasar modal," ujar Franky. Terkait kalangan dunia usaha yang diuntungkan, Franky menyebut eksporitir memperoleh keuntungan meskipun tidak relatif banyak.
"Tapi saya rasa stabil itu lebih bagus untuk semua komoditas," kata Franky. Lebih lanjut, Franky mengatakan rupiah selama ini telah berada di nilai yang relatif stabil.
Tapi, kebutuhan dolar AS yang meningkat akhir-akhir ini membuat rupiah melemah. Ke depannya, penting bagi eksportir untuk membawa devisa hasil ekspor ke dalam negeri.