Selasa 11 Jun 2013 15:37 WIB

Keuangan Syariah Pererat Hubungan Asia dan Timur Tengah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Keuangan Syariah (Illustrasi)
Keuangan Syariah (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Hubungan Asia dengan Timur Tengah di sektor keuangan syariah menguat. Hal ini terlihat dari isi pidato Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Lim Hng Kiang dalam di  Konferensi Perbankan Syariah ke empat.

Kiang mengatakan data Dewan Layanan Keuangan Syariah menunjukkan aset industri jasa keuangan syariah global tumbuh sebesar 20,4 persen pada akhir 2012  mencapai 1,6 triliun dolar AS. "Ini tumbuh dari konektivitas antara Asia dan Timur Tengah, di mana mayoritas pertumbuhan keuangan syariah ditemukan," ujarnya seperti dikutip Internasional Adviser, Selasa (11/6).

Kiang mengatakan ada tiga pengamatan penting yang dilakukan terkait hubungan ini. Pertama, hubungan ekonomi antara kedua wilayah telah berkembang di luar sektor. Kedua, terkait energi, arus keuangan antara dua daerah meningkat secara signifikan.

Kiang mengatakan Konsultan Manajemen McKinsey mengamati antara 2002 dan 2006, 11 persen arus keluar modal Negara-Negara Teluk adalah Asia. Ini menunjukkan pangsa ini hampir bisa mencapai dua kali lipat menjadi 20 persen pada 2020.

Ketiga, ada peningkatan jumlah perantara keuangan untuk memudahkan transaksi antara dua kawasan. Kiang berujar pusat keuangan internasional berdiri untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan kesempatan dan hubungan yang berkembang dari lintas perbatasan Asia-Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement