REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pusat Pendidikan Internasional Keuangan Syariah (INCIEF) akan mempromosikan keuangan syariah ke Korea Selatan. Pekan ini, CEO INCIEF, Daud Vicary Abdullah berkesempatan berbicara di sebuah forum keuangan di Seoul, Korea Selatan bertajuk 'Membangun Landskap Asia Berikutnya'.
Acara tersebut akan dihadiri perwakilan senior pemerintah dan kepemimpinan sektor jasa keuangan Korea. "Ini kesempatan besar untuk menunjukkan betapa pentingnya keuangan syariah di Asia," katanya seperti dikutip The Malaysian Reserve, Selasa (11/6).
Hal itu didasarkan pada pembangunan di Asia Tenggara, Negara-Negara Teluk, Turki, Asia Selatan dan Asia Tengah. Bukan hanya karena alasan agama, tetapi utamanya alasan bisnis yang baik.
Abdullah mengatakan beberapa tahun yang lalu, Republik Korea membuat pertanyaan serius tentang keuangan syariah. "Sayangnya ini tidak dapat dipertahankan dan Majelis Nasional menarik kesimpulan bahwa keuangan syariah tidak kompatibel dengan nilai-nilai agama yang diselenggarakan di Korea," ujar Abdullah.
Saat ini kesempatan memperkenalkan keuangan syariah ke Korea kembali terbuka. "Ada kesempatan memikirkan kembali posisi ini," ucapnya.
Nilai-nilai etika keuangan syariah tentu tidak konsisten dengan semua nilai-nilai besar agama di dunia. Namun ada banyak cara dibuat untuk menunjukkan bahwa keuangan syariah baik untuk bisnis. "Saya akan menggunakan pendekatan lewat presentasi untuk menunjukkan nilai-nilai bisnis keuangan syariah dan pentingnya Asia dalam ekonomi global," kata Abdullah.
Menciptakan kesadaran keuangan syariah merupakan salah satu peran INCIEF. Menurut Abdullah, pemahaman pentingnya keuangan syariah tidak hanya cukup diberikan dalam pendidikan di sekolah, melainkan juga pendidikan dari luar. "Perlu adanya pelatihan ataupun kegiatan diskusi keuangan syariah di luar pendidikan formal," ujarnya.
Para siswa dari lebih 80 negara merupakan generasi penerus keuangan syariah. "Tidak hanya dari dalam, mereka perlu juga mengambil pesan di luar sana, misalnya melalui program eksekutif pendek yang kami adakan," katanya.
Menurutnya menciptakan kepedulian berbeda dengan menciptakan kesadaran. Terkadang publik tertarik dengan keuangan syariah hanya karena muncul pemberitaan baik di media. Namun hanya sebatas itu. Namun jika seseorang sadar akan pentingnya keuangan syariah dalam perekonomian, maka ia akan senantiasa melakukan dengan sendirinya.