Senin 10 Jun 2013 15:25 WIB

Revisi RBB, Perbankan Tunggu Kenaikan BBM

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
 Gedung Bank Indonesia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Gedung Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor perbankan masih menunggu dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap inflasi untuk melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2013. Pemerintah berencana untuk menaikan harga BBM pada 17 Juni mendatang.

Direktur Utama PT Bank Sinarmas Tbk, Freeyan Liwang, mengatakan Bank Sinarmas tengah mengkaji dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi. "Saya percaya Bank Indonesia (BI) pasti tahu caranya. BI pasti sudah antisipasi inflasi," ujar Freeyan yang ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Sinarmas di Jakarta, Senin (10/6).

Bank Sinarmas optimistis BI akan dapat mengontrol keadaan sehingga BI Rate tidak akan naik. "Saya rasa kemungkinan kecil BI akan menaikkan BI Rate," ujar dia.

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) pun masih menunggu kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM. Kepala Ekonom BII, Juniman, mengatakan BII saat ini belum melakukan revisi. Juniman memprediksi inflasi akan meningkat menjadi 7,8 persen jika pemerintah mengimplementasikan kenaikan harga BBM.

BI diprediksi akan merespon dengan menaikan BI Rate. "Ekspektasi BI Rate akan naik 50 basis poin," ujar dia.

Kenaikan BI rate akan memicu kenaikan suku bunga perbankan. Menurutnya, tren suku bunga rendah tahun lalu maupun tahun ini sudah berakhir. Sebagai imbas dari kenaikan suku bunga, ekonomi akan mengalami perlambatan.

Juniman memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,8-6,1 persen. "Kenaikan suku bunga kredit akan memicu perlambatan kredit," ujar dia.

Kredit diperkirakan hanya akan tumbuh 20 persen pada tahun ini. Angka tersebut melambat dibandingkan kredit pada 2012 yang mencapai 23 persen.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengatakan perbankan tidak akan melakukan revisi RBB jika dampak kenaikan BBM tidak mengurangi target pendapatan dan keuntungan. "Tetapi klo mengurangi target pendapatan dan keuntungan, itu harus revisi," ujar Sigit.

Sigit memprediksi bank tidak akan menaikan suku bunga kredit. Menurutnya, bank akan memilih dengan mengorbankan margin sehingga beban pada nasabah tak akan bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement