REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para penjual mengambil alih pasar saham Wall Street pada Selasa (4/6) atau Rabu (5/6) WIB, setelah defisit perdagangan yang meluas memberikan sinyal terbaru dari melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Volatilitas terus merajalela setelah kenaikan awal indeks-indeks utama merosot ke kerugian satu persen, sebelum sebagian pulih di jam-jam terakhir perdagangan.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 76,49 poin (0,50 persen) menjadi 15.177,54. Indeks berbasis luas S&P 500 kehilangan 9,04 poin (0,55 persen) pada 1.631,38, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 20,11 poin (0,58 persen) menjadi 3.445,26.
Angka perdagangan untuk April yang dirilis Selasa, menunjukkan berlanjutnya beberapa pelemahan: defisit melebar 3,2 miliar dolar AS dari Maret menjadi 40,3 miliar dolar AS pada April karena kenaikan dalam impor konsumen meskipun terjadi penurunan tagihan untuk impor minyak.
"Perdagangan luar negeri tidak akan memberikan banyak dorongan terhadap pertumbuhan PDB riil pada 2013," kata Gregory Daco dari IHS Global Insight.
Saham General Motors naik 1,6 persen setelah Standard & Poor's mengumumkan perusahaan yang diselamatkan oleh pemerintah dari mendekati kebangkrutan dalam krisis keuangan itu akan bergabung kembali dengan indeks saham S&P 500.
Sementara itu, saham pembuat game online Zynga berbalik naik 2,0 persen setelah jatuh 11 persen pada Senin (3/6) menyusul pengumuman bahwa perusahaan memotong hampir seperlima dari stafnya.