REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim efek dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap petani belum terlihat sepanjang Mei 2013.
Hal tersebut terlihat dari catatan deflasi Mei sebesar 0,03 persen yang dikompilasi dengan kenaikan nilai tukar petani (NTP) dari 104,55 pada April 2013 menjadi 104,95 per Mei 2013.
Kepala BPS Suryamin dalam temu pers di kantor pusat BPS, Senin (3/6), mengatakan bagi petani maupun nelayan, efek kenaikan harga belum terlihat karena kenaikan harga BBM belum terjadi.
"Karena terlihat di sini NTP meningkat. Artinya, pengaruh fisiologisnya tidak terlalu besar," kata Suryamin.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, semakin kuat pula kemampuan atau daya beli petani.
Berdasarkan data BPS, terjadi kenaikan NTP pada seluruh sub sektor pertanian sepanjang Mei 2013 antara lain pada tanaman pangan (dari 103,84 menjadi 104,23), hortikultura (108,27-108,98), tanaman perkebunan rakyat (105,17-105,41), peternakan (101,15-101,5), perikanan (105,1-105,34).
"Ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani pada Mei 2013 meningkat," ujar Suryamin.