REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO---Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir di bawah 1.400 dolar AS per ounce pada Jumat (Sabtu pagi WIB), menutup penurunan untuk Mei, merupakan penurunan bulanan ketujuh dalam delapan bulan terakhir.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 19 dolar AS atau 1,35 persen menjadi menetap di 1.393 dolar AS per ounce. Emas berjangka turun 5,4 persen pada Mei, dibandingkan dengan penyelesaian 1.472,1 dolar AS untuk kontrak paling aktif pada 30 April.
Penurunan emas pada Jumat bisa saja sebagian karena aksi ambil untung, setelah beberapa data ekonomi AS menguat, kata para analis pasar. Namun, emas berjangka telah berada di sekitar 1.400 dolar AS untuk beberapa waktu.
Pada Jumat pagi, data PMI Chicago naik menjadi 58,7 pada Mei, angka terbaik dalam lebih dari satu tahun, mengalahkan ekspektasi 49,9. Secara terpisah, indeks sentimen konsumen dari University of Michigan dan Thomson Reuters naik menjadi 84,5 pada akhir Mei, juga lebih baik dari perkiraan.
Kurs dolar berada dibalik penurunan Jumat, dengan indeks dolar ICE naik menjadi 83,421 dalam perdagangan terakhir dari 83,022 pada Kamis sore.
Emas berjangka membukukan kerugian selama Mei, sejalan dengan latar belakang ekonomi yang membaik yang mendorong investor menjauhi aset "safe haven" seperti emas. Terlepas dari Maret, emas berjangka telah jatuh setiap bulannya sejak Oktober. Emas berjangka turun hampir 17 persen sejauh tahun ini, menurut data FactSet.