Kamis 30 May 2013 17:47 WIB

BI: Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

Rep: Satya Festiani/ Red: Citra Listya Rini
Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya sementara. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Saat ini rupiah berada di posisi 9.811 per dolar AS, melemah satu poin dari posisi sebelumya.

Direktur Eksekutif Departemen Hubungan Masyarakat BI, Difi Johansyah mengatakan pelemahan rupiah terkait mata uang regional dan tidak bersifat fundamental. "Fundamental ekonomi kita kuat kecuali balance of payments (BOP)," kata Difi ketika dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis (30/5). 

Namun, BI meyakino BOP Indonesia akan surplus. Difi mengatakan faktor utama pelemahan rupiah adalah kebutuhan valas korporasi yang tinggi menjelang pertengahan tahun serta impor yang tinggi. 

"Masalah klasik kita adalah kalau pertumbuhan ekonomi di atas enam persen, impor akan naik karena kita butuh supply," ujar Difi.

BI optimistis masalah tersebut bisa diatasi. BI mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan pelemahan rupiah ini karena sifatnya hanya sementara. 

BI akan terus menjaga rupiah dengan intervensi pasar dan membeli surat utang negara (SUN). Difi menganggap kemungkinan adanya spekulasi atas rupiah di pasar valas luar negeri hanya sedikit. 

Baru-baru ini BI juga mengeluarkan kurs referensi nilai tukar rupiah terhadap dolar atau yang disebut Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR). Kurs referensi diharapkan dapat menjadi acuan berbagai pihak.

JISDOR ini juga berfungsi untuk mengurangi spekulasi. BI pun melarang transaksi nondeliverable forwards (NDF). "Di sana ada spekulasi. Terutama ketika rupiah melemah," kata Difi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement