Rabu 22 May 2013 12:50 WIB

Pengusaha Diminta Berkontribusi Mengelola Jagung

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
jagung
jagung

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah terus menggenjot produksi jagung guna menyongsong swasembada berkelanjutan. Kepala Badan Ketahanan Pangan, Achmad Suryana mengatakan seharusnya angka produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan jagung baik untuk konsumsi maupun pakan ternak. Namun pada bulan-bulan tertentu, pasokan jagung impor masih dibutuhkan karena tidak sedang masa panen.

Tahun lalu produksi jagung menyentuh 19,8 juta ton. Kebutuhan jagung untuk pakan mencapai 600 juta ton per bulan. Namun angka impor jagung juga cukup tinggi, mencapai 1,5 juta ton. Di awal Januari 2013, pemerintah bahkan telah melakukan impor jagung sebanyak 335 ribu ton.

"Angka produksi memang sudah cukup, tapi sektor peternakan butuh pasokan yang rutin. Padahal panen tidak rutin," ujarnya saat ditemui ROL di Bogor, Rabu (22/5).

Selain itu produksi jagung masih tersebar di beberapa daerah. Belum ada fasilitas serupa unit pengumpulan yang memungkinkan jagung dikumpulkan di satu tempat khusus dengan baik. Sistem resi gudang sekalipun, baru dikenalkan sekitar 5 tahun yang lalu. Cara ini dikatakan efektif untuk mendongrak produktifitas karena bukti resi bisa ditukar dengan sejumlah pinjaman dalam jangka 2 hingga 3 bulan.

Achmad juga menyoroti keengganan dunia bisnis mengelola jagung. Padahal fasilitas kelola seperti mesin pengering masih dibutuhkan agar jagung awet dan bebas jamur dalam masa penyimpanan. "Pemerintah butuh dukungan pebisnis untuk investasi mesin pengering jagung. Biayanya bisa miliaran," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement