Jumat 17 May 2013 17:31 WIB

Dewan Komisioner OJK: Literasi Keuangan Tingkatkan Indeks Pelayanan Produk

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Logo OJK
Foto: ist
Logo OJK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahapan pertama program literasi keuangan nasional yang menjadi target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah melalui survei kepada 7.630 sampel di 20 provinsi seluruh Indonesia yang merepresentasikan populasi penduduk total.

Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtyas S Setiono mengatakan survei sekaligus sosialisasi ini untuk meningkatkan indeks pelayanan produk untuk konsumen.

"Survei literasi keuangan ini dilakukan setidaknya kepada enam segmen konsumen, mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pengusaha UMKM, pekerja formal, hingga pensiunan," kata Kusumaningtyas dalam kunjungannya ke kantor Republika di Jakarta, Jumat (17/5).

Hasil survei tersebut akan dilaunching untuk menunjukkan kondisi sebenarnya dari konsumen di Indonesia dan menjadikannya sebagai program terencana.

Survei literasi keuangan OJK setidaknya akan memetakan tingkat literasi masyarakat terhadap produk investasi perbankan, asuransi, dan dana pensiun. Dari sisi teknologi dan eksekusi di lapangan, OJK tengah membangun sistem tersendiri.

Pertama, dengan membuka pusat aduan (call center) dinomor (021) 500655 dan email di HYPERLINK mail to:[email protected] [email protected]. Sejauh ini sudah terdapat 1.000 penyampaian informasi dan aduan konsumen terkait produk jasa keuangan.

Kedua, merekrut market intelligence bertugas melakukan penelusuran dan investigasi seluruh perusahaan-perusahaan jasa keuangan yang menawarkan produk investasi, resmi atau tidak resmi.

Ini untuk mengantisipasi penipuan berkedok investasi yang belakangan marak. Selain itu ada juga satuan tugas (Satgas) waspada investasi OJK yang sedang dalam tahapan revitalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement