Senin 13 May 2013 06:56 WIB

Laba Usaha PNM Tumbuh 60,5 Persen

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Mantan Presiden Prof Dr.Ing B.J. Habibie berpidato pada acara hari ulang tahun PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di gedung Smesco UKM, Jakarta
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Mantan Presiden Prof Dr.Ing B.J. Habibie berpidato pada acara hari ulang tahun PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di gedung Smesco UKM, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga keuangan nonbank PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membukukan laba usaha hingga Maret 2013 sebesar Rp 18,20 miliar. Nilai ini tumbuh 60,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan peningkatan laba usaha ditopang oleh membaiknya kinerja pendapatan usaha yang mencapai Rp 222,51 miliar. Pendapatan usaha tumbuh 14 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Dari total pendapatan usaha ini, pendapatan bunga dari Unit Layanan Modal Mikro (ULMM) memberikan kontribusi utama yang mencapai 93 persen," ujar Parman dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (13/5). Unit layanan mikro ini tumbuh 19 persen bila dibandingkan dengan Maret 2012.

Pendapatan bunga dari bisnis modal ventura mengalami pertumbuhan 36,7 persen dari Rp 3,52 miliar pada Maret 2012 menjadi Rp 4,82 miliar. Pendapatan bagi hasil syariah naik 18 persen menjadi Rp 3,31 miliar per Maret 2013. Tingginya kenaikan beban pajak membuat laba bersih perseroan tumbuh tipis, yaitu hanya 4 persen menjadi Rp 8,38 miliar.

Per Maret 2013 perusahaan pelat merah ini juga mencatat pembiayaan bermasalah (NPL) sebesar 3,06 persen atau lebih tinggi dari akhir Maret tahun lalu sebesar 2,27 persen. Ini disebabkan oleh naiknya jumlah absolut kredit bermasalah dan turunnya outstanding pembiayaan ULMM.

Selama kuartal pertama 2013, total outstanding penyaluran pembiayaan mencapai Rp 2,97 triliun atau naik 7,2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Total outstanding penyaluran pembiayaan per Maret 2013 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2012 yang mencapai Rp 3,06 triliun. 

Parman mengungkapkan melambatnya outstanding penyaluran pembiayaan mikro melalui ULMM ini disebabkan oleh masih terfokusnya perhatian perseroan pada perluasan kantor unit di kuartal pertama. Tahun ini PNM menargetkan menambah 100 unit baru ULMM sehingga total menjadi 577 kantor.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, di kuartal pertama kami masih fokus pada pembukaan unit baru dan baru memacu penyaluran pembiayaan mulai kuartal kedua," kata Parman. 

PNM tetap optimistis akan mencapai target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 3,3 triliun di akhir tahun ini atau naik 17,8 persen dari realisasi tahun lalu yaitu Rp 2,8 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement