REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono, menilai faktor logistik memiliki pengaruh yang dominan terhadap inflasi. Logistik yang dimaksud adalah arus barang, terutama di bidang pangan. "Gangguan pada jaringan akan mempengaruhi inflasi," ujar Wapres dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, Rabu (8/5).
Boediono mengatakan jaringan logistik harus selalu dimonitor. Menurutnya, logistik kerap kali terkendala oleh aturan-aturan yang tidak perlu, baik antar daerah maupun luar negeri. "Aturan yang menghambat ini dikeluarkan oleh pusat. Harus dideteksi," ujarnya.
Selain itu, iklim usaha dan investasi juga sama pentingnya untuk mengendalikan inflasi jangka panjang. Ia mengatakan iklim investasi baik akan mendorong pasokan yang melimpah sehingga inflasi dapat terkendali.
Untuk mengendalikan harga di daerah-daerah, pemerintah memiliki TPID. TPID berkepentingan menjaga inflasi. Boediono mengatakan TPID akan lebih efektif jika sering melakukan introspeksi.
Selain memonitor inflasi umum, TPID juga memonitor kelompok harga komoditas yang mempengaruhi masyarakat miskin. "Di daerah wajib dibentuk indikator yang memonitor inflasi sebagai masukan bagi Gubernur, Bupati dan Wali Kota," ujar Boediono.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, mengatakan kendala dalam distribusi dan aturan-aturan yang menyulitkan harus dicari jalan keluarnya. "Penting sekali membangun sistem informasi yang bisa diakses memakai telepon selular," ujar Darmin. Sistem informasi tersebut dapat mempermudah petani melakukan kegiatan jual beli.