REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh ke tingkat terendah sejak 1 Mei pada Selasa (7/5) waktu setempat atau Rabu (8/5) pagi WIB. Merosotnya harga emas dipicu oleh aksi penjualan besar-besaran dari reksa dana emas yang diperdagangkan di bursa (ETF).
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 19,2 dolar AS, atau 1,31 persen, menjadi menetap di 1.448,8 dolar AS per ounce. Data yang dirilis Senin (6/5) menunjukkan rekor penarikan dari ETF emas pada April, termasuk sekitar 7,3 miliar dolar AS pencairan bersih dalam ETF emas fisik terbesar: iShares Gold Trust dan SPDR Gold Trust. Sementara itu, kepemilikan emas oleh ETF emas terus menurun dan berdiri di 1.062 ton pada Senin (6/5), turun dari 1.075 ton pada posisi Rabu (1/5) pekan lalu.
Analis pasar berpendapat bahwa para manajer uang profesional telah membangun posisi short (jangka pendek) cukup besar, sekalipun langkah pelonggaran moneter dari Australia gagal meningkatkan harga emas. Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada Selasa mengumumkan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 2,75 persen.
Data negatif mengenai lapangan kerja di AS juga tidak membantu mengangkat harga emas. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (7/5) kemarin merilis kebijakan baru mengenai pengurangan jumlah lowongan pekerjaan menjadi 3,84 juta pada Maret dari 3,9 juta pada Februari.
Selama ETF emas terus mengurangi logam mulia, investor akan sangat berhati-hati dalam investasi emas mereka, analis pasar mengatakan. Perak untuk pengiriman Mei turun 14,9 sen, atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 23,806 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 26,5 dolar AS, atau 1,76 persen, menjadi ditutup pada 1.481,2 dolar AS per ounce.