REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2013 tercatat 6,02 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2012 sebesar 6,11 persen. Pertumbuhan kuartal I 2013 juga lebih rendah dibandingkan kuartal I 2012 senilai 6,29 persen.
Jika ditilik dari jenis pengeluarannya, konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masih menjadi sumber pertumbuhan. Masing-masing berkontribusi 2,87 persen dan 1,44 persen. Disusul oleh ekspor barang dan jasa sebesar 1,62 persen. Sementara konsumsi pemerintah berkontribusi 0,03 persen serta impor barang dan jasa menyumbang -0,16 persen.
Kepala BPS Suryamin mengatakan konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan setara 0,3 persen dibandingkan kuartal IV 2012 dan 5,17 terhadap kuartal I 2012. Meskipun demikian, Suryamin menyebut ada perlambatan pertumbuhan konsumsi dibandingkan kuartal IV 2012. "Sedikit melambat dan ini seasonal," tutur Suryamin dalam temu pers di Kantor Pusat BPS, Senin (6/5).
Menurut Suryamin, masyarakat baru saja melewati puncak konsumsi rumah tangga yang biasanya terjadi pada kuartal III dan kuartal IV. Kemudian dari sisi PMTB atau investasi, terjadi perlambatan -5,99 persen dibandingkan perolehan kuartal IV 2012.
Suryamin menjelaskan perlambatan investasi tergambar pada penurunan beberapa aspek barang modal seperti peralatan mekanik maupun peralatan listrik. Akan tetapi, investasi mengalami kenaikan 5,90 persen dibandingkan kuartal I 2012.
Sedangkan untuk konsumsi pemerintah, mengalami penurunan drastis setara -42,63 persen dibandingkan catatan kuartal IV 2012. Hal ini, kata Suryamin, disebabkan pengeluaran pemerintah yang belum banyak. "Ini seasonal juga," kata Suryamin seraya berharap ada peningkatan konsumsi pemerintah di kuartal-kuartal selanjutnya.
Konsumsi pemerintah tumbuh 0,42 persen dibandingkan kuartal I 2012.Untuk ekspor barang dan jasa serta impor barang dan jasa, masing-masing mengalami penurunan -4,33 persen dan -13,20 persen dibandingkan kuartal IV 2012. Sementara jika dibandingkan kuartal I 2012, ekspor bertumbuh 3,39 persen dan impor turun -0,04 persen.
Dari sisi ekspor, Suryamin mengatakan ada penurunan ekspor khususnya dari sisi komoditas semacam minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). "Selain itu, ekspor ke negara-negara tujuan ekspor utama seperti Cina dan Jepang juga mengalami penurunan," ujarnya.
Sedangkan dari sisi impor, sebagaimana gambaran di atas, terjadi penurunan pada impor barang modal. Juga pada bahan baku dan barang konsumsi.