Jumat 26 Apr 2013 01:50 WIB

Kembangkan BPR, Perbarindo Gandeng Telkom

Rep: Yulianingsih / Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Persaingan di dunia perbankan di Indonesia semakin ketat. Penggunaan teknologi informasi (IT) dewasa ini menjadi sebuah keharusan bagi perbankan untuk memenangkan persaingan tersebut.

Namun belum semua bank menggunakan IT itu untuk peningkatan layananya termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia. Menyadari hal tersebut Persatuan BPR Indonesia (Perbarindo) menggandeng PT Telkom Indonesia.

Perbarindo dan Telkom sepakat bekerja sama dalam penyediaan layanan IT perbankan bagi seluruh BPR di Indonesia. "Masih sedikit sekali BPR yang telah menggunakan IT dalam peningkatan pelayananya. Karenanya kita ingin mengembangkan hardware bagi BPR dalam layanan perbankan ini," kata Director of Enterprise dan Wholesale Telkom, Muhammad Awaludin, di sela-sela BPR Marketing Forum 2013 di Yogyakarta, Kamis (25/4)

Forum tersebut dihadiri perwakilan dari 1.653 BPR anggota Perbarindo di seluruh Indonesia. Dikatakan Awaludin, pengguaan IT terintegrasi dalam sistem perbankan memang membutuhkan biaya tinggi.

Hal inilah yang menjadikan salah satu kendala bagi BPR untuk mengadopsi IT dalam peningkatan layananya. Kendala lain adalah sumber daya manusia sendiri.

Namun dengan kerja sama tersebut Telkom akan membantu BPR dalam peningkatan layanan berbasis IT dengan biaya yang ringan karena menggunakan basis data open source. Telkom juga akan membantu melatih SDM BPR sendiri dalam penggunaan IT tersebut.

Ketua DPP Perbarindo, Joko Suyanto mengaku belum semua BPR di Indonesia yang mengadopsi IT untuk peningkatan layananya. Namun kata dia, BPR yang omsetnya cukup besar telah menggunakan IT dalam sistem layanannya.

"Ini salah satu upaya dari kita untuk terus meningkatkan layanan ditengah ketatnya persaingan," ujarnya.

Diakuinya, penggunaan IT dalam peningkatan layanan menjadi salah satu langkah dalam modernisasi BPR. Berdasarkan data kata dia, kinerja BPR di Indonesia baik konvensional maupun syariah di akhir 2012 lalu cukup menggembirakan.

Total aset BPR se-Indonesia hingga Desember 2012 mencapai Rp  Rp 68,2 triliun yang tumbuh 13,8 persen (yoy) dengan akitvaa Rp 51,7 triliun yang tumbuh 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun lalu.

Hal ini ekual dengan pertumbuhan perbankan pada umumnya. Sementara tercatat pula DPK BPR mencapai Rp 55,6 triliun yang mengalami pertumbuhan 20,7 persen, LDR 80,24 persen dan rasio NPL 4,75 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement