Kamis 25 Apr 2013 15:12 WIB

Penjualan Kalbe Farma Tumbuh 16 Persen

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik obat Kalbe Farma
Foto: ANTARA
Pabrik obat Kalbe Farma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk mencatat penjualan bersih senilai Rp 3,49 triliun per akhir kuartal pertama 2013. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan 16,2 persen bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya.

“Penjualan produk internal Kalbe menunjukkan pertumbuhan yang sehat, didorong oleh strategi pemasaran yang intensif dan terfokus, serta penetrasi distribusi yang kuat,” kata Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Vidjongtius, dalam siaran pers, Kamis (25/4).

Melihat kondisi pasar yang kondusif dan pertumbuhan volume yang baik, perseroan telah melakukan peningkatan harga secara selektif di akhir kuartal pertama 2013. Di sisi lain perseroan juga memperkuat portofolio produk dan peningkatan efisiensi produksi.

Pada triwulan pertama laba kotor perseroan tumbuh 14,7 persen menjadi Rp 1,688 triliun. Rasio laba kotor terhadap penjualan menunjukkan sedikit penurunan dari 49,0 menjadi 48,4 persen. Hal tersebut disebabkan oleh dampak pelemahan nilai tukar rupiah dari Rp 9.180 pada  akhir triwulan pertama 2012 menjadi Rp 9.719. Rasio laba kotor pada triwulan pertama 47,9 persen.

Selain beban pokok penjualan,  komponen biaya-biaya utama perseroan terdiri dari beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban riset dan pengembangan. Rasio beban penjualan terhadap penjualan bersih meningkat dari 25,9 ke 26,5 persen pada 2013. Rasio beban penjualan tercatat sebesar 26,2 persen sementara rasio beban umum dan administrasi menurun dari 5,2 menjadi 4,7 persen.

Laba bersih konsolidasi tercatat sebesar Rp 444 miliar untuk kuartal pertama 2013, meningkat 10,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh pertumbuhan penjualan. Laba bersih per saham meningkat dari Rp 9 per lembar saham menjadi Rp 10 per lembar saham.

Dengan pencapaian di kuartal pertama ini perseroan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan dan laba bersih tahun 2013 sebesar 15-18 persen. ”Hal ini didukung upaya pengendalian biaya produksi secara berkelanjutan dan harga bahan baku yang relatif stabil," ujar Vidjongtius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement