Selasa 23 Apr 2013 10:36 WIB

Filipina Incar Indonesia Sebagai Pasar Potensial Gula

Swasembada gula nasional ditarget 2014
Foto: Antara
Swasembada gula nasional ditarget 2014

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina mengincar Indonesia dan beberapa negara lain sebagai salah satu pasar paling potensial untuk produk berbasis agro yakni gula demi mempertahankan pertumbuhan ekspor negara itu sepanjang 2013.

"Di samping Korea Selatan dan India, Indonesia dan Timur Tengah juga teridentifikasi sebagai pasar potensial untuk gula," kata The National Economic and Development Authority (NEDA) Deputy Director-General Emmanuel Esguerra seperti yang dilaporkan Manila Standard Today di Manila, Selasa (23/4).

Esguerra mengatakan, Philippine International Trading Corp. dan Administrasi Peraturan Gula negara itu mengidentifikasi pasar-pasar tersebut sebelumnya dan telah berkoordinasi dengan para pembeli di negara itu untuk kebutuhan spesifik mereka. Terlebih lagi menurut data statistik Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia di samping Amerika Serikat, Rusia, Cina, Korea Selatan, Malaysia, dan India dinilai Filipina merupakan salah satu importir utama gula mentah atau gula tebu.

Sebelumnya, Filipina sedang dalam proses pengiriman awal pisang cavendish sebanyak 3.000 metrik ton ke AS (sebagai salah satu dari 20 importir pisang terbesar dunia). "Ini sejalan dengan pengumuman Departemen Pertanian AS yang memungkinkan Filipina untuk mengirimkan pisang cavendish ke negara itu," katanya.

Pihaknya mengutip data Badan Pusat Statistik Filipina bahwa ekspor gula mentah dan gula halus serta pisang negara itu tumbuh 27,094 persen dan 95,5 persen (year on year) pada Februari 2013. Angka itu menyumbang pada peningkatan 43,7 persen total ekspor negara pada Februari 2013 menjadi 343,9 juta dolar AS.

Esguerra menekankan perlunya untuk mempercepat pelaksanaan program dan kebijakan untuk meningkatkan daya saing ekspor Filipina dan mengambil keuntungan dari peningkatan integrasi regional dan global. "Tidak diragukan bahwa eksportir telah terdampak efek negatif menguatnya nilai tukar Peso tetapi ini dapat diatasi dengan dampak positif dari sisi infrastruktur yang lebih baik, logistik yang efisien, biaya listrik yang lebih rendah, dan langkah-langkah lain yang mampu mengurangi biaya operasional bisnis," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement