REPUBLIKA.CO., DUBAI -- HSBC fokus pada pembiayaan infrastruktur daerah dan pasar modal syariah di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Di samping terus fokus pada Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar, HSBC melihat ada peluang besar dari Oman.
CEO HSBC Timur Tengah, Simon Cooper, mengatakan pertumbuhan investasi infrastruktur akan menjadi tema utama dan akan terus dikembangkan di Timur Tengah. Dalam mengembangkan infrastruktur, dibutuhkan dana. Dana tersebut banyak dipinjam dari pasar modal, terutama obligasi.
Untuk itu pasar obligasi syariah (sukuk) diprediksi terus berkembang di wilayah MENA. "HSBC akan terus memainkan peran penting dalam sektor ini," ujar Cooper seperti dikutip dari Zawya, Senin (22/4).
Bank Inggris tersebut akan menyalurkan pembiayaan bekerja sama dengan 17 profesional di kawasan MENA senilai 17 miliar dolar AS. Ketika itu terjadi, maka HSBC akan memiliki seperempat market share sukuk di MENA. Tahun lalu HSBC memperoleh laba 1,4 miliar dolar AS sebelum pajak.
Cooper pun optimistis dengan pertumbuhan Uni Emirat Arab. Pasalnya Dubai baru saja menerbitkan sukuk negara dan memulihkan pasar real estate Pada Januari tahun ini, Dubai meluncurkan sukuk 1,25 miliar dolar AS.
HSBC melihat bisnis di Turki juga meningkat karena negara tersebut menjadi salah satu pelaku ekonomi utama di wilayah MENA. Kepala Perbankan HSBC di MENA mengatakan Turki memiliki 18 persen dari investasi langsung luar negeri dan 25 persen dari ekspor yang masuk ke wilayah MENA.
Sementara itu, Kepala Manajemen Risiko HSBC di MENA, Francesca McDonagh, Mesir akan mengalami hambatan di 2013. Namun HSBC telah menyiapkan strategi menghadapi itu dengan menyasar perbankan ritel. "HSBC menginvestasikan kembali infrastruktur jaringan Mesir dalam hal cabang dengan fokus pada pinjaman dan segmen kartu. Bahkan bank membuka beberapa cabang di kuartal pertama tahun ini," ucapnya.