REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Industri keuangan syariah di Australia tumbuh 15 persen hingga 20 persen per tahun. Diperkirakan pada tiga hingga empat tahun mendatang, keuangan syariah di Australia mencapai angka 2 triliun dolar Australia.
Sekretaris Parlemen Australia, Bernie Ripoll, mengatakan keuangan syariah mempunyai kesempatan tumbuh di perekonomian Austalia. Pengenalan produk keuangan syariah ke pasar domestik akan membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Larangan syariah terhadap spekulasi tidak hanya membantu melindungi ekonomi dari pelanggaran dan penyimpangan, tetapi juga mendekatkan ekonomi dengan aktivitas keuangan dan ekonomi riil," ucap Ripoll seperti dikutip dari Financial Standard, Rabu (17/4).
Ripoll menyebut pertumbuhan keuangan syariah tidah tidak hanya menguntungkan komunitas Muslim Australia, tetapi juga industri jasa keuangan secara keseluruhan. Pengenalan produk keuangan syariah ke pasar Australia bukanlah pengganti sektor keuangan. "Namun ini adalah pintu peluang baru bagi sektor jasa keuangan dan perekonomian kita menjadi lebih luas," ujarnya.
Seperti halnya jumlah populasi muslimnya besar dan berkembang, Australia memiliki beberapa keunggulan dalam mengembangkan keuangan syariah. "Posisi geografis kami dekat dengan negara dengan populasi Muslim terbesar," kata Ripoll.
Selama lebih dari 20 tahun Australia memiliki program 'Jaminan Superannuation'. Ini berarti Australia mempunyai lembaga keuangan dengan keahlian manajemen dana yang luas. "Australia memiliki sektor keuangan sumber daya yang baik, tertib dan inovatif," kata Ripoll.
Menurutnya, Pemerintah Australia berkomitmen akan lebih fokus pada pendalaman kemampuan keuangan syariah melalui pendidikan, pelatihan dan kualifikasi serta memeriksa apakah perlu perubahan undang-undang pajak untuk memastikan paritas antara produk keuangan syariah dan non syariah.