REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Otoritas Persaingan Usaha Taiwan memeriksa laporan bahwa Samsung membayar orang untuk mengkritik musuhnya, HTC online. Samsung dituduh membayar seorang mahasiswa untuk mengunggah komen negatif terhadap telpon yang dibuat perusahaan Taiwan, HTC.
Samsung yang berbasis di Korea Selatan itu mengatakan kejadian tersebut merupakan insiden tidak menguntungkan yang melawan prinsip fundamental perusahaan. Jika bersalah menggunakan iklan terlarang tersebut, Samsung dan agen lokalnya terancam didenda 25 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp 7,1 miliar.
Komisi Perdagangan Taiwan mulai menginvestigasi setelah menerima sejumlah keluhan. Situs lokal mempublikasikan dokumen yang menunjukkan Samsung merekrut mahasiswa untuk mengkritik HTC dan membanggakan Samsung tanpa menyebutkan nama dalam web.
Samsung Taiwan mengatakan pihaknya tidak diberitahu tentang investigasi. Meski demikian, mereka memberi pernyataan dalam situs Facebook, telah menghentikan kegiatan perdagangan yang melibatkan komentar anonymous. Dikatakannya, semua pekerjaan pemasaran mendatang akan lebih sejalan dengan fiosofi perusahaan pada transparansi dan kejujuran.
"Insiden terbaru ini disayangkan, dan terjadi karena kurang memahami prinsip-prinsip fundamental," ujar Samsung dilansir BBC. Mereka menambahkan akan mengadakan pelatihan bagi karyawan untuk memastikan kejadian tersebut tidak terulang. Pada awal 2013, Samsung didenda oleh otoritas Taiwan karena sebuah iklan kamera, Galaxy Y Duo, yang dinilai menyesatkan konsumen.