REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Ledakan mematikan di Boston dan pertumbuhan ekonomi Cina yang mengecewakan mengguncang saham-saham di Wall Street, mengirim indikator pasar lebih luas S&P 500 turun lebih dari 2,0 persen.
Di tengah penjualan tajam di saham komoditas seperti minyak dan emas, Dow Jones Industrial Average jatuh 265,86 poin (1,79 persen) menjadi 14,599.20. Indeks S&P 500 turun 36,49 poin (2,30 persen) menjadi 1.552,36, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 30,64 poin (1,94 persen pada 1.546,58.
Setidaknya dua orang tewas dan 23 orang terluka ketika dua ledakan terjadi di dekat garis finis lomba lari "Boston Marathon" sekitar satu jam sebelum pasar saham ditutup. "Para penjual bereaksi terhadap berita tersebut dengan mendorong ekuitas ke posisi terendah baru," kata para analis Briefing.com.
Indeks S&P 500 turun sekitar 14 poin dari kemerostannya 36,49 poin, atau 38 persen dari kerugian hari itu, setelah ledakan terjadi. Namun Wall Street sudah di bawah tekanan sejak bel pembukaan setelah China melaporkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)-nya melambat menjadi menjadi 7,7 persen pada kuartal pertama tahun ini dari 7,9 persen pada kuartal sebelumnya.
Angka itu jauh di bawah ekspektasi para analis sekitar 8,0 persen, sehingga memperbarui kekhawatiran tentang perlambatan di mesin ekonomi global tersebut.