Jumat 12 Apr 2013 16:58 WIB

Dua Harga BBM Dinilai Lebih Baik

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pembatasan BBM Bersubsidi. Angkutan peti kemas mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU
Foto: REPUBLIKA/WIHDAN
Pembatasan BBM Bersubsidi. Angkutan peti kemas mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai opsi dua harga BBM bersubsidi lebih baik dibanding pembatasan.

 "Katakanlah premium itu harga keekonomiannya Rp 9.500 per liter, dinaikkan untuk yang mampu hingga Rp 7 ribu. Saya rasa ini baik," tegasnya saat dihubungi Republika, Jumat (12/4).

Ia yakin usulan ini efektif untuk menekan laju konsumsi BBM bersubsidi. Kenaikan 30 persen, ujarnya, bisa cukup signifikan menekan anggaran.

Meski demikian, dasar hukum tetap harus dibuat. Alasannya, berdasarkan UU, RI hanya mengenal dua BBM yakni subsidi dan non subsidi.

Mekanisme teknis di lapangan juga harus ditata  rapi. Soal pembagian kuota BBM bersubsidi kelompok kaya dan tak mampu harus dihitung dengan teliti.

"Apalagi selama ini SPBU seperti milik Pertamina, tak pernah merekam siapa pengguna BBM itu. Beda dengan SPBU milik perusahaan lain seperti Shell," ujarnya. Karenanya sistem teknologi ke depan amat perlu untuk mendapatkan data valid pengguna BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement