REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Karena fokus menggarap kelas premium, penjualan Burger King mengalami penurunan hingga 1,5 persen. Krisis ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan juga menjadi kambing hitam atas turunnya penjualan restoran cepat saji tersebut di sepanjang kuartal pertama.
Chief Financial Officer Burger King Worldwide Inc Josh Kobza mengungkapkan penjualan Januari dan Februari mengalami penurunan, namun peningkatan terlihat pada Maret 2013. "Di awal tahun kami fokus pada produk premium," kata dia, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (12/4).
Selain itu Burger King juga harus menghadapi penolakan di Amerika Utara, yang memberikan kontribusi atas penurunan penjualan tersebut. Di samping itu persaingan yang tinggi dan perekonomian yang menantang membuat kuartal pertama harus dilalui dengan keringat deras.
Tercatat pesaing mengeluarkan lebih banyak dana untuk iklan demi meningkatkan penjualan. McDonalds misalnya, telah menggarisbawahi Dollar Menu miliknya selama beberapa bulan dan Wendy's memberikan lebih beragam pilihan menu untuk memperbesar penjualan.
Pada akhir Maret Burger King memperkirakan pendapatan diharapkan senilai 17 sen dolar AS per saham, atau naik 45 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun analis memperkirakan pendapatan Burger King hanya 16 sen per saham.
Perseroan juga telah mengumumkan pembagian dividen, yaitu enam sen per saham atau naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (11/4) waktu setempat saham Burger King menguat empat persen ke level 19,20 dolar.