REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) meminta seluruh pihak tidak meragukan kapasitas perusahaan pelat merah tersebut dalam mengelola lapangan minyak dan gas bumi Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Pertamina juga meminta agar tidak mendebatkan kemampuan perusahan untuk berinvestasi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan Blok Mahakam adalah blok produksi sehingga sifatnya layak dibiaya oleh bank "Saya pikir tidak ada kendala. Karena saat kita berinvestasi, di saat yang sama kita hasilkan pendapatan," tegas Ali kepada wartawan di kantor pusat Pertamina, Rabu (3/4).
Meski, Ali enggan mengungkapkan sumber pembiayaan serta besaran investasi apabila Pertamina diberi kesempatan mengelola Blok Mahakam 100 persen. Sebagai gambaran, pengelola Blok Mahakam saat ini Total EP menggelontorkan 2 miliar dolar AS (Rp 19,47 triliun) per tahun dalam berinvestasi.
Ali juga enggan berandai-andai memperkirakan target produksi minyak dan gas apabila Blok Mahakam dikuasai Pertamina. Ia hanya menyatakan diperlukan kajian dan analisis mendalam yang menyangkut aspek geologis hingga teknik produksi.
"Saat ini, kita masuk ke tataran kebijakan dulu. Seperti apa pemerintah menyikapi berakhirnya Blok Mahakam."
Pengelolaan Blok Mahakam belum diputuskan oleh pemerintah. Saat ini, Blok Mahakam dikelola oleh Total EP dengan kepemilikan saham 50 persen saham dan sisanya dikuasai Inpex Corporation. Kontrak kerja sama Mahakam akan berakhir 2017 mendatang.