Rabu 03 Apr 2013 12:54 WIB

Kendalikan Harga Pangan, Menko Perekonomian Usul Mekanisme Tarif

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Hatta Rajasa
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengusulkan mekanisme tarif untuk mengendalikan harga pangan. Beberapa waktu lalu, harga pangan seperti bawang putih dan cabai melonjak akibat tertahannya produk impor.

Dengan mekanisme tarif tersebut, barang impor tidak dibatasi untuk mengendalikan harga pangan. Namun, ketika panen tiba bea masuk impor diterapkan dengan tarif tinggi. Sementara, jika terjadi paceklik panen, bea impor bahan pangan dikurangi.

"Saya tidak setuju dengan tata niaga, mekanisme tarif saja yang diterapkan," ujarnya di Yangon, Myanmar, Selasa (2/4) malam waktu setempat.

Menurut Hatta, mekanisme tarif lebih efektif dibandingkan pembatasan kuota impor untuk mengendalikan harga pangan. Pembatasan kuota dinilai akan mendatangkan masalah baru seperti penyelundupan.

Harga pangan, lanjut Hatta, juga bisa naik karena ulah kartel. Namun, kartel tersebut hanya akan terjadi jika tata kelola dalam pengendalian harga pangan tidak benar. "Kartel ada kalau governance tidak benar sehingga mereka berani melakukan itu," ujarnya.

Meski demikian, kenaikan harga bahan pangan seperti bawang beberapa waktu lalu dinilai terjadi bukan karena ulah kartel. Kenaikan harga bawang terjadi karena keterlambatan pemberian izin barang impor. "Itu kesalahan aparat pertanian yang lambat mengeluarkan izin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement